Sunday, May 18, 2008

Kebebasan, Akal dan Hawa Nafsu

Oleh EKI RIDLO N

Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala kesempurnaan dan kekurangan manusia itu sendiri. Kesempurnaan yang tertinggi di alam semesta yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Kelebihan manusia terhadap makhluk lain dari ciptaan-Nya tersebut berupa akal yang mampu berpikir dan berperan dalam mengelola kehidupan alam. Dengan akal pikirannya, manusia diberikan kebebasan, pilihan-pilihan secara rasional dalam hidupnya, guna memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan bagi dirinya.

Akan tetapi, adanya akal yang ada pada diri manusia membawa tanggung jawab yang besar terhadap kehidupan alam. Superioritasnya mampu mengendalikan setiap ujung dunia. Setiap keputusannya, akan berdampak pada perubahan yang terjadi pada lingkungannya secara fisikal. Hal ini berarti eksistensi manusia diperlukan kesadaran secara rasional dalam mengambil setiap keputusannya. Pilihan-pilihan secara rasional pada manusia harus tetap menyertai setiap langkah dan sikapnya. Agar perdamaian, kebaikan-kebaikan di muka bumi ini selalu tercipta kesetimbangan alam secara harmonis.

Manusia pada hakikatnya telah diberikan kekuatan oleh Tuhan, yakni kreatifitas manusia itu sendiri untuk berpikir secara bebas sebagai amunisi dalam mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut terwujud manakala kebebasan manusia itu digunakan secara rasional.

Kita tentu dapat membayangkan apabila dunia ini sepenuhnya dikendalikan oleh hasrat dan nafsu manusia yang pada akhirnya akan membawa pada penderitaan. Kemiskinan bukanlah tercipta dari kehendak Tuhan, karena Tuhan menginginkan setiap manusia memperoleh kebahagiaan dan kebaikan melalui kebebasannya dengan menggunakan kesadaran rasionalnya. Jerat kemiskinan tersebut diakibatkan oleh keserakahan dan ketamakan manusia yang cenderung menggunakan nafsu dari pada rasionya dalam melihat segala sesuatu. Ditambah dengan kekuasaan yang disalahartikan, hawa nafsu akan menindas kebebasan manusia lainnya atas dasar kepentingan diri yang terlalu egois untuk hidup berkuasa dalam kebebasan.

Pada dasarnya kebebasan pada manusia yang diberikan oleh Tuhan tidak lain untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Dengan kebebasan ini tinggal bagaimana, atas dasar apa manusia bersikap, kesadaran akal atau hawa nafsu? []

EKI RIDLO N

aktivis lintas batas

Tinggal di Serang, Banten

0 Comments:

Post a Comment

<< Home